sebenernya ini puisi punya temen gw namanya Rezza#sampai saat ini gw masi sebel ama dia ... tapi gw suka banget ama puisi2nya makanya gw post in di sini,, ^-^
… Dan ketika itu aku tertawa
Terbahak sampai terasa rahangku mulai goyah
Tentang seseorang yang bertahan melawan arus
Seseorang itu gigih
Namun mungkin keberuntungan bukan ada padanya
Seseorang itu tangguh
Namun mungkin keberhasilan belum memihak dirinya
Menyenangkan memang
Tertawa saat orang lain merasa menderita
Dengan deru kehidupannya
Dan segala sisi tajam dari kehidupannya
… Saat ini aku mulai terdiam
Melihat seseorang itu mulai menatap pedangnya
Siap untuk berperang
Memperjuangkan apa yang harus didapatnya
Aku bertanya tentang akhir perjuangannya
Dia menjawab “Aku hanya ingin membuktikan sebuah kebenaran dan ketulusan”
Kebenaran dan ketulusan
Sebuah sinkron yang sulit untuk didapat
my blog... just for iseng :))
diem yang kelamaan menurut gue tuh dapat menyebabkan otak bebal dan mati rasa... karena itulah kemudian lahir blog ini,, tempat satu-satunya di mana ga ada yang bakal ngocehin gue atas semua ungkapan yang gue ciptain, emang sih kadang di luar batas kewajaran hheee,,, lanjut yas ....
Thursday, June 30, 2011
Logika 3
Saat logika dan perasaan beradu,
Aku tak mau menjadi penengah dan pembela
Masing-masing telah mengutus prajurit terhebat dan terkuat yang mereka punya,
Cukuplah aku menjadi penonton dan penilai,
Bagaimana mereka melawan dan bertahan,
Bagaimana mereka mencoba mengalahkan satu sama lain,
Bagaimana mereka menggunakan kekuatan yang dimiliki,
Aku tak mau ikut campur,
Aku hanya ingin mengetahui siapa yang akhirnya menang, siapa yang lebih kuat,
Aku hanya ingin mengetahui siapa yang lebih bertanggung jawab atas rasa sakitku ini,
Pertarungan pun usai,
Aku tertunduk dan jatuh,
Kini aku tahu jawaban atas pertanyaanku tadi,
Saat logika yang menang, perasaankulah yang sakit
Dan saat perasaan yang menang, otakku pun tak dapat berpikir jernih
SERI… tak ada yang menang tak ada yang kalah,
Tak ada yang kuat tak ada yang lemah
Hanya aku yang bodoh
Yang tak memiliki kekuatan untuk mengendalikan keduanya
Hingga mereka lepas dan kehilangan kendali
Dan rasa sakit ini, tentu hanya aku yang harus menanggungnya
Bukan logika, bukan pula perasaanku
Bukan juga dia
Aku tak mau menjadi penengah dan pembela
Masing-masing telah mengutus prajurit terhebat dan terkuat yang mereka punya,
Cukuplah aku menjadi penonton dan penilai,
Bagaimana mereka melawan dan bertahan,
Bagaimana mereka mencoba mengalahkan satu sama lain,
Bagaimana mereka menggunakan kekuatan yang dimiliki,
Aku tak mau ikut campur,
Aku hanya ingin mengetahui siapa yang akhirnya menang, siapa yang lebih kuat,
Aku hanya ingin mengetahui siapa yang lebih bertanggung jawab atas rasa sakitku ini,
Pertarungan pun usai,
Aku tertunduk dan jatuh,
Kini aku tahu jawaban atas pertanyaanku tadi,
Saat logika yang menang, perasaankulah yang sakit
Dan saat perasaan yang menang, otakku pun tak dapat berpikir jernih
SERI… tak ada yang menang tak ada yang kalah,
Tak ada yang kuat tak ada yang lemah
Hanya aku yang bodoh
Yang tak memiliki kekuatan untuk mengendalikan keduanya
Hingga mereka lepas dan kehilangan kendali
Dan rasa sakit ini, tentu hanya aku yang harus menanggungnya
Bukan logika, bukan pula perasaanku
Bukan juga dia
Subscribe to:
Posts (Atom)